Menelusuri
Kampung Gedong Dan Tersesat di Tanjung Penyusuk
Sisi Kanan Tanjung Penyusuk |
Hari ini tempat yang ingin kami kunjungi cukup banyak,sehingga jam tujuh pagi kami harus sudah berangkat dengan tujuan pertama adalah Pantai Parai
Tenggiri, kami kembali ke pantai ini karena kurang puas di hari pertama, karena belum sempat mandi di
laut yang pasti sangat menyenangkan. Tetapi ketika sampai disana hari sudah
mulai panas sedang tempat yang ingin kami kunjungi masih banyak sehingga akhirnya kami
urungkan niat itu,nanti saja kalau waktunya mencukupi sepulang dari Tanjung
Penyusuk kami akan mampir lagi.
Jalan raya di pulau Bangka umumnya mulus dengan lalu lintas
yang masih sepi,jadi sepanjang perjalanan ke Belinyu sangatlah nyaman,kami pacu kendaraan sepanjang perjalanan ke Belinyu,satu satunya hambatan adalah adanya pekerjaan pelebaran jalan antara Sunga
Liat-Belinyu.
Kampung Gedong adalah awal persinggahan hari ini,sebuah perkampungan Tionghoa asli yang ada di Bangka,konon bila kita ingin tahu kondisi asli suku Tionghoa seperti di tanah leluhurnya maka di Kampung Gedong kita dapat menyaksikannya.
Kampung Gedong adalah awal persinggahan hari ini,sebuah perkampungan Tionghoa asli yang ada di Bangka,konon bila kita ingin tahu kondisi asli suku Tionghoa seperti di tanah leluhurnya maka di Kampung Gedong kita dapat menyaksikannya.
Kayak Yang Di Film Laskar Pelangi |
Tidak begitu sulit kami menemukan lokasi kampung ini, karena
memang dikenal sebagai Desa Wisata etnic yang khas,sehinga banyak warga yang
senang hati memberitahu bila kita bertanya.
Untuk masuk Kampung Gedong,kita harus masuk sekitar
lima kilometer dari jalan raya Belinyu,dilanjutkan dengan masuk jalan
yang belum beraspal ditengah kebun penduduk,suasananya sangat sepi,dan agak
terasing.
Sekitar dua kilometer menyusuri jalan tanah sampailah di
pintu masuk Kampung Gedong.Gapura selamat datang menuju Desa Wisata
menyambut kehadiran kita,perlahan kami
masuk dan akhirnya sampailah di sebuah perkampungan dengan bangunan khas cina
yang masih asli.
Kehidupan di Kampung
Gedong di dominasi oleh pembuatan krupuk khas bangka, di sepanjang halaman rumah terlihat hamparan krupuk
yang dijemur di atas para para.
Sisi Kiri Tanjung Penyusuk |
Di ujung kampung kami melihat ada sebuah tempat penjualan
yang agak ramai,rupanya itulah tempat penjualan oleh oleh khas itu,kamipun
menyerbu untuk membeli oleh oleh, ada krupuk matang tetapi yang paling banyak
ragamnya adalah krupuk mentah,dengan berbagai rasa ikan.
Puas mengunjungi Kampung Gedong perjalanan kami lanjutkan
dengan tujuan pantai Romodong, kami tertarik kesana karena berdasar informasi
airnya yang sangat jernih dan sunsetnya yang sangat indah.
Kami mengira perjalanan menuju pantai Romodong sudah
dekat,karena kami sudah di kota Belinyu, kendaraan kami pacu di jalanan mulus
nan sepi,satu jam perjalanan maqsih juga belum sampai,sempat kami ragu apakah
jalan yang kami tuju benar,karena melewati padang ilalang yang cukup panjang
dan sangat sepi,tetapi kami nekad saja,
jalan terus pasti ada ujungnya, dan benar saja, setelah cukup lama kami
menelusuri jalan sepi yang panjang kami mulai melihat air laut di kejauhan.
Alangkah senangnya begitu
kami melewati jalan berbelok
seperti huruf S menurun di antara tebing yang tak begitu tinggi,ternyata byar..
didepan terhampar dua buah pantai yang
berdampingan yang dipisahkan oleh gugusan batu granit yang panjang, itulah
Tanjung Penyusuk.
Batu Granit Ciri Khas Pantai Bangka |
Lho kok Tanjung Penyusuk? Betul ,ternyata pantai yang kami
kunjungi memang Tanjung penyusuk,padahal tujuan semula adalah Pantai
Romodong,kami salah jalan,tetapi nggak papa, pantai ini sangat indah,sangat
nyaman untuk bermain main disana,suasana sepi, hanya ada satu nelayan yang
berlabuh, lainnya hanya Batu Granit yang indah terhampar di depan mata,serasa
mimpi hari itu kami ada di negeri laskar pelangi,walaupun beda pulau dengan
yang ada di film.
Di pantai yang begitu indah,tak tahan kalau kami nggak
nyebur di laut, jadilah kami semua mandi dan bergulung
gulung di pantai,ber foto ria,dengan berbagai action di bebatuan.
Kira kira jam lima sore kami memutuskan untuk pulang,meski
rasanya masih ingn berlama lama
disana,tetapi perjalanan panjang menuju Pangkalpinang memaksa kami harus
mengakhiri hari itu di Penyusuk.
Di tengah perjalanan kami melihat ada orang orang dengan
keranjang di kiri kanan sepeda motor mereka penuh dengan durian, rupanya mereka
menuju pengepul durian, jadilah kami berhenti sejenak untuk membeli durian.
Penuh Bebatuan yang Indah |
Namanya durian tai babi, ukurannya kecil warnanya hijau,kami
coba satu ,wuih.. rasanya manis dan sedikit menusuk,tapi betul betul enak,beda
dengan durian yang biasa kami makan,seperti kemarin di kota Pangkal pinang yang
kami beli seharga 25,000 per biji dengan ukuran agak besar.
Kami tawar tawar sebentar akhirnya jadilah Rp 50.000
untuk 17 durian,kami makan ber
delapan,meski kecil tapi masalah rasa
nggak kecewa sama sekali, bahkan kami
puas,rasanya ingin bawa sebanyak banyaknya seandainya rumah kami dekat.
Akhirnya perjalanan pulang kami lanjutkan menuju
Pangkalpinang, nggak cukup waktu lagi bagi kami untuk menikmati Pantai
Romodong,karena kami tersesat di Penyusuk, nggak cukup waktu lagi untuk
mampir di Pantai Parai Tenggiri yang
hari pertama kemarin hanya sebentar kami kunjungi,tetapi kami puas hari
ini,betul betul puas, see you again Bangka, I Love You Full…….
Bergaya Sejenak |