Sabtu, 31 Oktober 2015

Balekambang, perlu sedikut sentuhan seni dan eksterior desgn

Tanah Lot nya Malang, daerah Malang bagian selatan memang punya banyak pantai yang bagus banget, salah satu deretan pantai yangnsudahncukup terkenal adalah Balekambang, julukan sebagai tanah lot nya malang rasanya memang pantas diberikan karena memang banyak kemiripan.

Bali punya Tanah Lot,Malang punya Balekambang..setidaknya kedua tempat itu memiliki sekilas persamaan, panorama indah dengan pulau kecil dan Pura yang berdiri di atasnya, juga setiap hari besar agama hindu selalu menjadi pusat ritual, banyak hal jiika mau mencari kesamaannya, namun yang jelas sekali terlihat perbedaannya adalah masalah pengelolaan, jika saja ada kemauan belajar untuk lebih profesional sedikit,dan ada willingness dari pemerintah maka mudah saja menjadikan Balekambang sebagai tujuan wisata yang menarik dan nyaman.
Mungkin ada baiknya tempat ini dikelola oleh swasta yang sudah terbukti bisa meningkatkan pamor beberapa tempat wisata yang sebelumnya biasa-biasa saja, sebut saja Tanjung Kodok, dulu sebelum dikelola seperti sekarang hanyalah pantai karang yang tidak begitu menarik, tetapi lihatlah kini, dengan dikelola lebih serius maka hasilnyapun luar biasa, hal ini pasti bisa juga diterapkan di Pantai Balekambang.


Selasa, 06 Oktober 2015

Tracking Bersama Keluarga Ke Gunung Ijen


Kawah Ijen
 Liburan bersama keluarga mendaki gunung Ijen di Banyuwangi ternyata mengasyikan, apalagi cuaca sedang bagus alias cerah,dan tentunya bersama keluarga dan teman teman.

Pendakian ini mengambil waktu pas liburan Idul Fitri, tepatnya H + 4 dengan perkiraan suasana tidak begitu ramai karena masih situasi lebaran, begitu pikir saya.

Lebih Dekat Lagi... Danau Asam Kawah Ijen
Perjalanan kali ini secara estafet, dimulai hari ke dua lebaran dari Malang menuju Lumajang, dan setelah dua hari berkunjung ke sanak family maka saatnya berangkat menuju gunung Ijen, kami janjian dengan teman-teman untuk bertemu di Jember dan Banyuwangi kemudian  berangkat bersama-sama ke Ijen.

Menyembul Di Pagi Hari
Kira-kira  jam 11 malam kami sampai di Jember dan bertemu teman-teman, setelah ngobrol sejenak sambil mengisi perut dengan nasi goreng, maka perjalanan menuju Banyuwangi pun di mulai, diiringi udara dingin dan suasana perjalanan yang sepi maka perjalanan begitu  lancar, hingga sekitar jam 03 pagi, kami bertemu dengan teman teman lagi yang memang sudah menunggu di daerah Rogojampi, Banyuwangi.

Setelah berbasa basi dan  ngobrol sejenak maka langsung kami tancap gas ke arah Pal Tuding, destinasi terakhir yang bisa di tempuh kendaraan, sekaligus tempat parkir pengunjung yang akan naik ke gunung Ijen.

Ini rembulan malam apa mentari pagi ya....
Sekitar jam 04 pagi kami tiba di Pal Tuding, suasananya jauh seperti yang saya perkirakan semula, yakni sepi dan leluasa, tetapi ternyata  sangat ramai,mau parkirpun agak susah, hingga akhirnya dapat agak jauh di pinggir, rupanya hari itu banyak sekali pengunjung yang menginap di Pal Tuding dan ingin menikmati si api biru, walaupun gelap gulita ( listrik disana hanya hidup sampai  jam 11 malam saja ) suasana begitu ramai dan riang gembira karena banyak teman seperjalanan.

Lebih dekat lagi....ternyata rembulan mengiringi perjalanan kami...
Persiapan pun dimulai, dari jaket, penutup kepala,kaos tangan, masker, kaos kaki tebal dan tak lupa air minum yang cukup, semua itu membuat heboh istri,anak-anak dan juga teman teman lainnya, mereka semangat banget walaupun udara sangat dingin sekali. Suasana tambah heboh ketika para wanita ini pingin buang air kecil, alhasil suasana yang gelap gulita menjadi tirai alami dan di belakang mobil maka hajat itu bisa terlampiaskan sedangkan kami para laki-laki mengamankan situasi di depan mobil..:-)

Akhirnya dengan lampu senter yang saling berkilatan seakan  sahut menyahut perjalanan nenanjak pun di mulai, jalan yang lebar  berpasir cepat sekali membuat lelah, tak terhitung  berapa kali  harus berhenti, namun karena di perjalanan suasananya ramai maka rasanya nyaris seperti jalan sehat di malam gelap gulita..hehe.. inilah yang membuat suasana begitu nyantai, ceria dan happy, capek pun tak begitu terasa...kami pun saling salip menyalip, selonjor, duduk hingga tengkurap di tengah jalan pun dilakukan, terutama oleh teman kami yang badannya tak begitu ramping alias over weight hehe....seru pokoknya.

Istirahat Sejenak Di Pos Penambang Belerang

 
Separuh perjalanan terlampaui ketika kami sampai  di pos para penambang belerang, kami semua agak lama beristirahat, juga para rombongan yang lain, disana bisa beli minuman dan makanan, ada teh panas, cokelat panas,juga mie instan, pos ini cukup luas, ada tiga bangunan di sana,sebetulnya lebih mirip warung daripada sebuah pos.

 Setelah cukup beristirahat maka perjalanan kami lanjutkan,dan di etape dua ini tanjakan sudah tak setinggi etape pertama, jadi relatif lebih ringan.

Ramainya Suasana Lebaran Di Atas Gunung Ijen
Dan akhirnya sekitar jam 6 pagi tibalah di bibir jurang kawah Ijen, disambut angin kencang yang tak mau berhenti,udara menjadi tambah dingin serasa menusuk tulang,tetapi sepagi itupun disana telah banyak para penambang yang telah dalam perjalan pulang dengan memikul keranjang berisi bongkahan belerang. Ada pula wisatawan yang rupanya sejak malam sudah berada disana untuk  melihat si api biru yang terkenal itu.

Vegetasi Yang Tumbuh Di Bekas Kebakaran Hutan
Rupanya kami tidak bisa berlama-lama disana, hanya satu setengah jam saja, sungguh rasanya tidak sebanding dengan lama perjalanan menuju kesana, karena angin bertiup begitu kencang membuat suasana kurang begitu nyaman untuk menikmati pemandangan, kecuali harus berlindung dibalik        perdu atau  di balik bongkahan batu. Maka setelah puas berfoto ria maka kamipun bergegas turun.

Akhirnya Sampai Juga
Walaupun hanya sebentar di sana dan tidak sempat melihat blue fire,tetapi kami puas bisa menapakkan kaki di atas gunung Ijen bersama keluarga, karena sebelumnya istri saya sempat diliputi keraguan, kuatkah berjalan sampai tujuan, mengingat selama ini jarang sekali berjalan jauh serta baru kali ini naik gunung, tetapi akhirnya semua itu dapat terlewati dengan sukses dan tentunya ingin melakukan perjalanan lagi yang lebih seru di lain tempat dan di lain kesempatan.

We Will Come Back

Selasa, 08 September 2015

Ketika Sebuah Keputusan Harus Di Ambil


Awal September 2015 ini merupakan awal dari episode baru dalam dunia kehidupan saya yang menyangkut pekerjaan,saat dimana benar benar merasakan melepaskan diri dari comfort zone.

Sebelum memutuskan untuk resign, terbayang berbagai hal yang menakutkan dan menghantui pikiran, bagaimana biaya pendidikan anak-anak nanti, cukupkah penghasilan sebagai wiraswasta  untuk menghidupi keluarga,bisakah mempertahankan lifestyle seperti biasanya ( maksudnya minimum essential lifestyle hehehe…)

www.TheLawOfAttraction.com
Memang sedih rasanya harus berpisah secara fisik dan organisasi dengan teman teman yang selama ini sudah seperti saudara sendiri,tetapi dorongan untuk keluar dari zona ini begitu besar sehingga ketika saya menyatakan mundur dari perusahaan untuk full bekerja sebagai wiraswasta,maka yang nampak di depan mata adalah pada hal-hal yang akan saya lakukan nanti ketimbang  mengenang masa yang telah lalu.

Dan sebuah  keputusan pasti selalu ada resiko, kini tidak ada lagi gaji tetap bulanan yang saya terima,bahkan penghasilan pun bisa jadi kini tidak sebesar saat masih jadi karyawan, juga setiap pengeluaran kini mesti hitung-hitung dulu,tetapi memang itulah dunia baru yang saya hadapi,walaupun  tidak juga terlalu mengkhawatirkan, karena bagi saya yang paling penting adalah well prepared, sehingga keputusan ini juga bukan sesuatu yang menakutkan amat.

www.TheLawOfAttraction.com
Satu hal yang telah menginspirasi saya untuk mengambil jalan ini sebetulnya telah saya tulis dalam blog saya Episode  Inspirasi Lebaran 3 : Lamijah dan Damari dan proses pengambilan keputusan ini pun juga tidak didasari oleh emosional semata, jauh hari saya telah mempersiapkan diri  semaksimal mungkin.

Hari-hari pertama bulan ini saya lalui sebagai seorang wiraswasta  dengan sangat enjoy, semangat begitu menggelora hingga  jam 6.30 pagi pun sudah nggak sabar untuk start aktivitas, demikian juga ketika sore menjelang magrib ,rasanya masih ingin meneruskan segala pekerjaan, betul betul beda, padahal sebelumnya sewaktu masih bekerja sebagai karyawan, saya juga  sudah terlibat dalam menjalankan usaha ini, hanya saja kurang focus dan seringkali sudah capek.

www.TheLawOfAttraction.com
Mudah mudahan apa yang telah saya lakukan ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang saat ini mempunyai niat yang sama dengan saya.

Biasanya, sebagaimana yang saya rasakan,teman-teman mungkin juga sulit untuk memutuskan “kapan” dan “seberapa siap” ketika akan memutuskan keluar dari pekerjaan. Tentu jawabannya tergantung kondisi dan kesiapan  teman teman sendiri.

Satu hal yang penting bahwa ibarat sebuah pohon, maka pekerjaan utama itu adalah batang sebuah pohon, dan pekerjaan sampingan itu adalah cabang dan ranting yang harus kita rawat,kita pupuk dan kita sirami,sehingga  ketika suatu saat kita merasa harus beralih dari batang pohon itu  maka cabang dan ranting  yang lain telah mampu memberikan buah yang banyak bagi kita, bahkan  lebih.

www.TheLawOfAttraction.com
Yang lebih penting lagi adalah  jika sudah memutuskan maka melangkahlah dengan mantap  dan meyakinkan, positif feeling, positif thinking dan always be happy.

Now, everyday is Monday...


Saya sudah melangkah, bagaimana dengan Anda?

Minggu, 02 Agustus 2015

Jembatan Suramadu,Konstruksinya Fotogenic

Jembatan Suramadu, Konstruksinya Fotogenic

Golden Gate Of Surabaya
Saya hanya ingin mengajak teman-teman menikmati fotogenic nya jembatan kebanggaan masyarakat Jawa Timur, Suramadu.

Foto foto ini saya ambil dari dalam mobil saat melaju menuju Pulau Madura dan sebaliknya, jadi saya nggak melanggar larangan berhenti di tengah jembatan :)


Megahnya Suramadu

Konstruksi Fotogenic

Spot Cantik Lintas Selatan Jawa Timur 2 : Edisi Pacitan-Trenggalek,Pantainya Keren Banget

Spot Cantik Lintas Selatan Jawa Timur 2 : Edisi Pacitan-Trenggalek, Pantainya Keren banget....

Soge,The Ocean Road

Adzan Subuh masih belum berkumandang ketika saya harus berangkat dari Kota Malang menuju Pacitan, ya..pagi itu kulihat pukul 03.00 WIB saya mulai tancap gas melewati Kota Blitar,Tulungagung dan Trenggalek, niat hati memang ingin menjajal  lintas selatan Jawa Timur  di jalur Trenggalek- Pacitan yang konon pemandangannya aduhai.

Sampai di Trenggalek sudah pukul 05.00 dan harus berhenti sejenak untuk sholat subuh serta istirahat sebentar menselonjorkan kaki.

Tetapi tak sampai 20 menit rasanya ingin segera melanjutkan perjalanan, dan sebelum memasuki kota
Trenggalek kemudi saya arahkan ke kiri mengikuti papan penunjuk jalan menuju Pacitan.

Lintas Selatan Jawa Timur,Awalnya Saya Ragu, Betulkah Ini di Pacitan? 

Di Antara Dua tebing


Pagi mulai terlihat, samar-samar satu dua orang memulai aktivitas di hari itu, tetapi jalanan masih sepi, sehingga terus tancap gas di aspal yang masih mulus dan lebar.

Sunrise Di Selatan Trenggalek
Ketika temaram sinar matahari mulai semburat di ufuk timur,saya sudah tiba di atas sebuah pegunungan di selatan Trenggalek, nampak sunrise menyambut perjalanan saya di hari itu, sebuah sambutan yang memberikan semangat menapaki jalanan yang berliku, namun karena jalan yang lebar  mulus dan sepi, maka serasa  disuguhi pemandangan indah yang tak ada habisnya.

Setapak Menuju Pantai Pelang
Dan...pantai pertama yang menyambut saya adalah pantai Pelang, Pantai ini masih ikut kabupaten Trenggalek namun sudah dekat ke perbatasan Pacitan, Dari jalan raya kira kira masuk dua kilometer,sayangnya kondisi aspal sudah rusak, walaupun masih cukup rata.

Wonderful Pelang
Untuk menuju tepi pantai harus berjalan +- 150 meter lagi dari area parkir yang luas, tetapi jalan selebar satu meter itu sudah di semen, dan beberapa lokasi malah ada spot menarik untuk foto.

Pagi Di Pantai Pelang
Pelang Brown Beach
Perjalanan selanjutnya menuju perbatasan Pacitan, dan ditengah perjalanan sejenak beristirahat sambil jeprat jepret di lokasi PLTU Pacitan yang berdiri megah di tepi pantai.


PLTU Pacitan

Selanjutnya perjalanan diteruskan ke arah barat, menuju pantai Konang, kalau dari Trenggalek arahnya belok kiri  tepat di pertigaan jembatan  kecamatan Lorok, jaraknya kira kira satu kilometer.

Menuju Pantai Konang

Istirahat Sejenak

Di Pantai ini kita dapat menikmati sarapan pagi dengan ikan bakar yang super murah ( hmm...teringat betapa mahal di Jimbaran Bali), walaupun secara penyajian, menu dan fasilitas memang jauh beda di banding Jimbaran, tapi nuansa tepi pantai dengan duduk di kursi dan meja kayu menghadap pantai tak kalah indahnya, bahkan lebih khas dan menyatu dengan alam dan penduduknya. Dan boleh percaya boleh tidak harga ikan bakar di pantai ini per ekor cuma 8.500 rupiah saja.....

The Soge Beach
Perjalanan selanjutnya adalah pantai Soge yang terkenal itu, namun sebelum benar benar sampai di sana, saya berhenti sejenak di sisi timur pantai soge, disitu ada spot menarik yakni tepian pantai yang di penuhi pohon kelapa, unik juga karena jarak ke pantai dari tempat ini masih jauh dan dipisahkan oleh pesisir yang luas serta sebuah "danau" kecil yang dangkal, danau ini sebetulnya adalah sebagian aliran  muara sungai yang mengenangi antara tepian pesisir dan kebun kelapa,tetapi kalau air laut pasang rasanya juga sisa sisanya akan terjebak di danau ini, genangan ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk menyewakan sepeda air kecil berbentuk angsa.

Spot Indah Sebelah Timur Pantai Soge
Menjelang Senja Timur Pantai Soge
Belum puas rasanya menikmati indahnya pantai ini, namun hari sudah menjelang sore, Dan tepat pkul 17.00 sebelum sunset benar benar menunjukkan keindahannya saya harus meninggalkan tempat indah ini, pulang ke Malang, dan melewati jalur yang sama, pegunungan yang sepi, di malam hari. nekad saja....dan Alhamdulillah dua jam kemudian sudah sampai di Trenggalek, masih separo perjalanan lagi... tapi puass..


Muara Di Timur Pantai Soge



Jumat, 24 Juli 2015

Inspirasi Lebaran 6 : Ranu Darungan Wisata Pembelajaran




Never Ending Inspiration
".....Never Ending Inspiration....."

Entah kenapa saya suka dengan kalimat ini, mudah mudahan serial inspirasi lebaran ini tidak berhenti disini (karena lebaran ketupat juga hampir usai yang berarti serial inspirasi lebaran juga harus berhenti di seri 6), tetapi sudah ada serial lain yang menunggu moment yang tepat untuk muncul.

Ranu Darungan

Danau ini masih kalah tenar dibanding saudaranya di sisi utara dan timur semeru, katakanlah Ranu Kumbolo, Ranu Pane, Ranu Bedali dll. Tetapi kelak jika Pronojiwo sudah tenar sebagai destinasi wisata adventure maka tempat ini akan menjadi tempat yang special.

Ranu Darungan Kini (Photo By Teguh Abix Nazzla-Nayyara)
Spesial ? apa yang menarik sehingga menjadi special ?

Menyandang sebagai bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru maka itu merupakan modal yang tinggal selangkah lagi menjadi  tujuan wisata yang menarik. Dan karena status  itu pulalah maka dalam imajinasi saya layak untuk menjadi wisata pembelajaran.

Wisata pembelajaran, bukan wisata pendidikan?

Pendidikan menjadikan seseorang menjadi sesuatu, pembelajaran menjadikan seseorang memahami sesuatu, wuih…teoritis banget ya..

Tenang Dan Damai  (Photo By Teguh Abix Nazzla-Nayyara)
Saya membayangkan setiap orang yang berkunjung nantinya akan dapat belajar memahami alam,menyayangi hutan,sehingga akan tersenyum karena memahami  sesuatu ketika pulang.

Memahami alam membuat kita mengerti bahwa betapa alam telah banyak memberi kepada kita.. air, oksigen,makanan dll...pokoknya sandang,pangan,papan lah..semuanya tersedia di alam ini,sehingga kita tidak lagi semau-maunya sendiri dalam mengeksploitasi alam. Betapa indah bila dapat berjalan seiring seirama dengan alam, alam sudah menyayangi kita dan sudah seharusnya kita juga menyayangi alam.

Lalu apa yang bisa diwujudkan di Ranu Darungan ini?

Biarkan seperti apa adanya, biarkan lestari dan menjaga anak cucu kita kelak, cukuplah seandainya di pinggir hutan itu kita buat bumi perkemahan yang bersih,aman dan terawat dengan baik di lingkungan yang terbatas, ada pos TNBTS yang senantiasa menjaga segala aktivitas pengunjung, ada wahana tempat belajar misalnya dengan mendirikan taman kupu-kupu,bolehlah kalau mau ditambah wahana outbond,asal ketenangan tetap harus dijaga.

Kira-kira begitu bayangan saya, bagaimana pendapat Anda?


Inspirasi Lebaran 5 : The Akik Phenomena

 Inspirasi Lebaran 5 :“The Akik Phenomena…”
Warna Warni Batu Akik (www.akikmania.com)
Rasanya hampir semua topic pembicaraan dimanapun pada Lebaran kemarin tak lepas dari akik ( terutama kaum pria ), pokoknya  tiada hari tanpa akik.

Saat saya beli bensin di POM terlihat  pegawai terlihat sedang menggosok gosok akik disela sela pekerjaannya, saat saya servis mobil juga begitu,masih sempat-sempatnya para montir ini menggosok gosok akik ,di sepanjang jalan dari rumah ke kantor terlihat ada beberapa tempat penggosokan akik.

Tak salah memang mengikuti sesuatu yang lagi trend, dan tak jarang saya melihat  cincin bermata batu ini menempel di tiap jari kiri dan kanan, kecuali jempol…ya delapan jari penuh akik, besar besar lagi..hi hi…lucu juga.

Yang menarik adalah siapa sih yang memulai? kemudian menggoreng harga ( pinjam istilah main-main harga saham ) sedemikian rupa hingga  harganya bisa melejit tinggi? Persis seperti  fenomena anthurium  dan  burung kenari beberapa waktu lalu.

Bagi saya situasi ini biasa biasa saja, saya tidak benci, tapi senang juga enggak, saya hanya suka mengamati fenomena seperti ini mengapa sering terjadi.

Banyak juga diantara kita  memanfaatkan fenomena ini dengan cerdik untuk mengambil keuntungan. Ada yang jual beli akik jadi, ada yang menjual jasa pembentukan dan pemolesan batu akik, ada yang khusus menjual cincin/mban dll.

Namanya juga kesenangan, sah sah saja untuk melakukan apapun sepanjang tidak mengganggu kepentingan yang lebih utama, apalagi bagi para pelaku bisnis akik,jangan sampai  kedepannya  merugi jika suatu saat berganti trend yang baru lagi, harus jeli kapan harus masuk dan kapan harus keluar,persis kayak istilah tinju, taktiknya haruslah “hit and run”…sebab kalau tidak, masih ingat fenomena anthurium beberapa waktu lalu kan? Ada lho tetangga saya yang sampai kehilangan rumah gara gara terlalu semangat  “hit”  tapi lupa “run”…

Ada yang lucu juga  dari fenomena akik ini, adik saya sebelumnya dikenal dengan sebutan tambahan di belakang namanya yakni  Yudi Pitik, maksudnya dia memang jual beli dan pelihara ayam bangkok maupun ayam biasa, tapi sekarang “gelar” nya berganti gara gara menekuni usaha per-akik-an ini, jadi Yudi Akik…hehe…ada ada saja…

Pesan saya untuk para “pengusaha” per-akik-an………kalau sudah  “hit” jangan lupa “run”… biar nggak K.O he..he...

Bagaimana pendapat Anda?
White Sand Beach, Situbondo..Harusnya Ada Watersport
Wisata Bahari Lamongan, bagi yang merindukan Benoa

Kamis, 23 Juli 2015

Inspirasi Lebaran 4 : Piket Nol Sunset,Sunrise atau Outbond

Inspirasi lebaran 4 : Piket Nol Sunset, Sunrise Atau  Outbond ?

“Logika membawa kita dari A ke B, Imaginasi membawa kita kemanapun kita mau…( Albert Einstein).”

Sunrise Di Piket Nol, Di Ambil Dari Perbatasan Pronojiwo-Candipuro
Lho apa hubunngannya dengan piket nol?

Teman teman dari Lumajang pasti nggak asing dengan tempat ini, dan sepertinya dari dulu nggak ada perubahan yang signifikan, kecuali pembangunan tower telkom di sisi utara jalan, secara pariwisata  boleh dikatakan jalan ditempat bahkan tidak seramai dulu,sering  hanya dipakai sebagai rest area saja, bukan begitu?...Lalu apa..?

Kabut Pagi Di Lembah, View Arah Pantai  
Sekedar bernostalgia, dulu sekali, kalau kita ke Piket Nol biasanya sering diikuti oleh orang orang yang mungkin dari penduduk sekitar,pria atau wanita bahkan anak anak, mereka selalu  membawa parang atau arit yang tajam mengkilap, ngeri memang…tapi sebetulnya nggak apa apa karena memang begitulah kebiasaan mereka sehari hari. Nyatanya juga nggak pernah dilaporkan kejadian yang aneh aneh, mudah mudahan sekarang hal begini sudah nggak ada lagi.

Kelok Cantik Di Batas Pronojiwo-Candipuro
Lalu apakah ada yang salah?  Nggak ada……dan memang bukan itu yang kita cari, saya hanya mencoba ber-imagine, apa sih yang dapat kita nikmati di Piket Nol ?

Posisi tempat ini sangat  strategis, berada di puncak bukit dengan  hutan menghijau, dari sana kita bisa melihat indahnya gunung semeru sekaligus cantiknya garis pantai laut selatan serta  lembah yang menghampar..sempurna bukan? sejenak saya terbayang bukit Kintamani di Bali, bedanya di Piket Nol nggak ada view seperti  Danau Batur yang indah itu, tapi justru kelebihan Piket Nol yang tidak dimiliki Kintamani adalah view nya kearah laut selatan, jauh lebih menakjubkan.

Imajinasi saya juga melayang membayangkan  di Piket Nol ada wahana  outbond yang professional, ada flying fox dan juga  ada beberapa spot di puncak bukit untuk menikmati pemandangan, ada lokasi untuk berkemah dan yang paling penting tersedia beberapa toilet yang sangat bersih, jujur saja untuk hal satu ini merupakan  kekurangan di banyak tempat wisata kita, ada sih beberapa tersedia toilet tapi kebanyakan kurang bersih dan bau.Ingatlah bahwa seberapa bersih toilet kita mencerminkan siapa kita.

Mentari Menyembul Jauh Di Atas Gunung Raung, View Dari Piket Nol
Lalu apa sebenarnya kekuatan tempat ini yang bisa kita nikmati?  jawabannya adalah sunrise dan sunset, ya…dari tempat ini sesungguhnyalah sangat sangat indah jika kita menikmati sunrise ataupun sunset.

Sunrise dengan latar belakang gunung raung dan argopuro memberikan view yang sangat indah, demikian pula dengan sunset  yang terbenam di perbukitan kaki semeru dengan lembah di latar depannya, pasti memberikan kesan yang indah bagi adventurer.

Vegetasi Cantik Di Piket Nol
IMHO..Yang perlu dilakukan terhadap Piket Nol ini adalah rebranding dan repositioning. 

Rebranding dengan cara memantapkan image Piket Nol sebagai tujuan wisata adventure yang komplit, menarik,aman dan nyaman. 

Repositioning dengan menata diri dan fokus bahwa kalau ingin menikmati sunrise atau sunset yang indah maka Piket Nol  lah tempat yang paling tepat. CMIIW

Jadi untuk Piket Nol apa yang menarik? Sunrise? Sunset? Outbond?.......ketiga-tiga nya deh...


It's just my opinion, bagaimana pendapat Anda?.... semoga bisa menjadi inspirasi...

Rabu, 22 Juli 2015

Inspirasi Lebaran 3 : Lamijah dan Damari

Inspirasi Lebaran 3 : Lamijah dan Damari

Dua anak muda ini menjadi inspirasi bagi kita semua, semangat dan perjuangan yang pantang menyerah untuk hidup di tanah rantau menjadikannya layak menjadi contoh bagi kita semua.
Sudah lama sebetulnya saya kepingin share kisah inspiratif ini, namun pada moment kali inilah  saya rasakan tepat untuk kita ambil spirit dari perjuangan teman kita ini.


Lamijah

Lamijah mengawali perantauannya di Bali dengan menjajakan buah buahan,kita tahu bahwa cuaca yang panas di Pantai Kuta pastilah sangat menyengat, dan peluang ini dapat dimanfaatkan dengan baik olehnya.

Kini Lamijah tidak hanya menjual buah buahan,tetapi sudah merambah ke bisnis kos kosan, jadi ceritanya bukan dengan ujug ujug membeli property yang demikian mahal itu, tetapi dari hasil bisnis buah buahan itu sedikit demi sedikit akhirnya  digunakan untuk menyewa sebuah lahan kosong, nah diatas lahan itulah dibangunnya kos kosan dengan beberapa kamar, dan mengalirlah pendapatan ke pundi pundinya.

Sebuah kecerdikan menyiasati hidup, dan pasti dengan perjuangan yang tak kenal lelah.
Semoga menjadi inspirasi.

Hmm...Sedaap
Damari

Lain halnya dengan lamijah, maka Damari pun  kali ini juga menjadi inspirasi bagi kita tentang usaha yang tak kenal lelah hingga menghasilkan hal yang membanggakan.


Ceritanya Damari ini tidak seperti Lamijah yang berusaha memanfaatkan pariwisata Bali, tetapi dia justru memulai usaha di luar kota Denpasar, tepatnya di kota Kapal, sebelah barat Denpasar.

Usaha yang dijalani Damari adalah jualan sate, ya…sate Madura yang memang sudah ada dimana mana itu,bedanya usaha yang dilakukannya tidak terpaku pada satu tempat dimana dia buka hingga saat ini, tetapi dengan niat membantu saudara saudaranya maka dibuatkanlah gerobak beserta perlengkapannya termasuk bahan baku sate,untuk dibuka di daerah lain yang tidak jauh jauh dari usahanya saat ini.

Inspirasinya adalah Damari membantu saudaranya buka usaha sekaligus melebarkan size bisnisnya sendiri, franchise sate versi Damari.

Terakhir saya ketemu katanya sudah memiliki 5 gerai gerobak sate, artinya jika Damari perlu cuti jualan sate di gerainya, maka yang empat gerobak masih tetap jalan, dan rupiah pun tetap masuk ke kantongnya.

Hmm...menarik bukan? semoga terinspirasi...

Selasa, 21 Juli 2015

Inspirasi Lebaran 2 ( Angan-Angan ) Paket Wisata Imaginer Pronojiwo

Inspirasi Lebaran 2 : ( Angan Angan )  paket Wisata Imaginer Pronojiwo Adventure

Saya sering  meng-arrange jika ada acara wisata di kantor saya, terutama jika harus menentukan mana object yang menarik untuk dikunjungi,dari awal sampai akhir, karena itu  begitu tahu ada beberapa tempat yang eksotis ini langsung muncul di benak saya untuk membuat itenary sebuah paket wisata full untuk meng-explore Pronojiwo.

Saya membayangkan wisata 3 hari 2 malam dengan detail sebagai berikut :

Hari ke - 1
             06.00   Berangkat dari kota Malang.(pilih Malang karena akses paling                                   mudah dan potensial )
             09.00   Tiba di lokasi air terjun Tumpak Sewu, disambut partner lokal     (                            (guide)
             12.00   Ishoma ( makan siang dengan menu sederhana seperti nasi
                          jagung sambel lalapan plus Ikan )                          
             13.00   Menuju Goa Tetes
             16.00   Menuju Piket Nol, disana tersedia  jagung bakar,wedang ronde,
             20.00   Makan Malam ( nasi goreng khas Pronojiwo ) dilanjutkan dengan                             Melihat aliran lava Gunung Semeru dari desa                                                                 Sumberurip/Gunung Sriti.
             22.00   Istirahat

Hari ke-2
             04.00  Berangkat mengejar Sunrise di Puncak B-IGR
             07.30  Sarapan nasi pecel
             08.00  Menuju Ranu Darungan
             10.30  Menuju Air terjun Kapas Biru
             13.00  Makan Siang
             14.00  Tubing di  Kalibening dan Flying Fox ( disana disediakan aneka                                gorengan,ketela,pisang rebus dan wedang jahe )
            17.00  Istirahat,bisa dilanjutkan acara bebas misalnya dengan makan                                 Bakso khas pronojiwo.


Hari ke-3
            07.00  Sarapan menu khas sayuran ladang (junggul,kuningan,pucuk labu                         dll.) sambel bawang,oseng-oseng pakis/jamur.
            08.00  Wisata Hutan, menuju alas kembangan untuk foto foto  dan                                       melihat aliran sungai Besuk Bang.
            10.00  Agrowisata Salak Pondoh, mengunjungi kebun salak pondoh                                     dengan petik sendiri.
            12.00  Ishoma, makan siang
            13.00  Kembali ke Malang

OPTIONAL :
                      Hari ke-3 juga bisa diisi dengan Trail Adventure,dengan menjajal track mengelilingi
                      Kecamatan Pronojiwo dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan minat                                     wisatawan.

Dari  itenary diatas bisa kita lihat kebutuhan yang perlu disediakan oleh  partner  lokal, antara lain :

Hari ke 1, seorang tour guide lokal,lokasi parkir di 3 tempat wisata,ongkos masuk, makan siang dan makan  malam,kebutuhan snack sore,penginapan.

Hari ke 2,seorang tour guide lokal,lokasi parkir di 4 lokasi wisata, ongkos masuk,makan pagi,makan siang, snack sore,makan malam, penginapan.

Hari ke 3,seorang tour guide lokal,lokasi parkir di 2 tempat wisata,ongkos masuk,makan pagi,makan siang.

Bila option yang diambil  trail adventure,maka tambahan sewa trail,bensin,personel pengamanan/safety riding.

Potensi pemasukan

Untuk pemerintah ( Bisa RT/RW atau Desa atau Karang Taruna): retribusi parkir,ongkos masuk lokasi.
Untuk Karang Taruna : Jasa Tour Guide,penyediaan olahan makan minum snack,personel pengamanan lokasi/operator.
Untuk masyarakat : penyediaan bahan makanan/sayur mayur,agrowisata kebun salak pondoh,penjual bakso,nasi goreng dll. Toko peralatan mandi,obat obatan.

Tentu masih banyak multiplier effect yang belum tersebutkan di sini, yang jelas pasti segala hal yang menunjang kegiatan wisata ini akan luar biasa, secara immaterial pun akan semakin menambah  kebaanggaan dan kepercayaan diri warga masyarakat.

Dunia terus berubah dan berkembang dengan sangat cepat, bukan tidak mungkin nantinya akan go nasional,bahkan go international. Semoga.


Inspirasi Lebaran 1 : Pronojiwo 2015

Inspirasi  Lebaran 1 : Pronojiwo 2015


Jalan setapak menuju lokasi
 Setiap pulang kampung saat lebaran selalu  ada hal yang menjadi inspirasi bagi saya, kali ini saya terkesan dengan desa saya yang lagi semangat menjadi lebih  maju, itulah Desa  Pronojiwo yang terletak di ujung barat Kabupaten Lumajang berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Saya melihat para penduduk terutama kaum mudanya sedang  tersadar bahwa desa mereka punya potensi yang luar biasa, dan  berusaha untuk meng eksplore agar potensi itu segera menjadi kekuatan  pariwisata yang besar.

Cukup deras dan harus ekstra hati hati

Adalah Dedi,salah satu anak muda yang kebetulan juga anak paman saya, bersama teman temannya bahu membahu menggali potensi wisata di Pronojiwo, ada air terjun tumpak sewu yang menurut saya indahnya setara dengan air terjun Benang Kelambu di Lombok, kemudian ada air terjun Kapas Biru yang sangat indah,dan terakhir sedang dirintis adalah wisata tubing di aliran sungai kalibening, alirannya tepat di atas air terjun kapas biru, dan yang istimewa adalah air sungai ini sebagian besar diperoleh dari sumber air yang memancar dari tebing di kiri kanan sungai,airnya sangat jernih,segar dan sangat  indah.

 
Track nya cukup menantang
Para pemuda ini tiap sabtu dan minggu bergotong royong membersihkan,memperbaiki dan memelihara tempat wisata baru ini, mudah mudahan semangat ini tak pernah kendor dan semakin banyak wisatawan yang datang mengunjungi.

Inilah Track untuk tubing
Saya sempat mencoba tubing di aliran sungai kalibening yang saat ini baru selesai sekitar 200 meter, hal ini disebabkan banyaknya batu besar yang susah untuk dipinggirkan dari tengah sungai demi mendapatkan jalur yang bagus, kesan saya luar biasa, aliran sungainya cukup deras dan benar benar membutuhkan nyali untuk menikmatinya,untuk tubing mungkin arus aliran airnya termasuk grade 3 atau minimal grade 2 lah….CMIIW.

Air terjun ini berasal langsung dari mata air di sisi tebing
Percaya atau tidak, sejak kecil saya sudah  mengenal sungai ini, karena saya lahir juga di daerah ini,sadar sih akan keindahannya, tetapi karena banyak pepohonan yang menggelayut dan liar maka dari dulu kesannya hanyalah sebagai sungai yang cukup angker, tetapi sekarang perlahan semuanya sirna, berganti menjadi menarik,bersih dan sedap dipandang mata, terimakasih untuk warga sekitar yang begitu peduli.

Sunrise View- Puncak B-IGR 1055 mdpl
Saya juga menikmati tracking menuju puncak sebuah bukit yang kami namakan Puncak B- IGR, (nama keren kami untuk puncak bukit igir igir 1055 mdpl ) di desa sumberurip, berangkat setelah shalat subuh demi mengejar sunrise, dengan lama tracking sekitar +- 1 jam. Sebetulnya jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat parkir,hanya saja jalurnya langsung menanjak hingga ada yang mencapai 30 - 45 derajat sehingga cukup  ngos ngosan juga.Tetapi begitu tiba dipuncak seketika rasa lelah langsung sirna,berganti dengan pemandangan indah sunrise diujung timur dimana terlihat gunung raung dan argopuro,disisi lain indahnya gunung semeru hingga ke kaki gunung sangat  mempesona, dan di sisi selatan terlihat perbukitan indah dengan pemandangan laut selatan terlihat di sela selanya.

Puncak B-IGR - Pegunungan Sriti View
Semua ini menjadi inspirasi dan angan angan bagi saya untuk suatu saat desa saya ini menjadi terkenal karena wisata adventure nya,  menurut saya sangat-sangat bisa jika dikelola seperti wisata goa pindul di gunung kidul, atau wisata green canyon di pangandaran, bahkan wisata air terjun seperti yang ada di Lombok.Saya yakin ada banyak Dedi Dedi lain yang bisa berperan lebih jauh untuk kemajuan wisata di Pronojiwo.

Puncak B-IGR- Semeru View
Sudah selayaknyalah kita semua berkontribusi sesuai kemampuan dan bidang kita masing masing, dan kebetulan saya juga punya passion dalam hal seperti ini, maka sekecil apapun hal yang dapat kita perbuat pasti akan bermanfaat bagi kemajuan desa kita. Semoga