|
Kawah Ijen |
Liburan bersama keluarga mendaki gunung Ijen di Banyuwangi ternyata mengasyikan, apalagi cuaca sedang bagus alias cerah,dan tentunya bersama keluarga dan teman teman.
Pendakian ini mengambil waktu pas liburan Idul Fitri, tepatnya H + 4 dengan perkiraan suasana tidak begitu ramai karena masih situasi lebaran, begitu pikir saya.
|
Lebih Dekat Lagi... Danau Asam Kawah Ijen |
Perjalanan kali ini secara estafet, dimulai hari ke dua lebaran dari Malang menuju Lumajang, dan setelah dua hari berkunjung ke sanak family maka saatnya berangkat menuju gunung Ijen, kami janjian dengan teman-teman untuk bertemu di Jember dan Banyuwangi kemudian berangkat bersama-sama ke Ijen.
|
Menyembul Di Pagi Hari |
Kira-kira jam 11 malam kami sampai di Jember dan bertemu teman-teman, setelah ngobrol sejenak sambil mengisi perut dengan nasi goreng, maka perjalanan menuju Banyuwangi pun di mulai, diiringi udara dingin dan suasana perjalanan yang sepi maka perjalanan begitu lancar, hingga sekitar jam 03 pagi, kami bertemu dengan teman teman lagi yang memang sudah menunggu di daerah Rogojampi, Banyuwangi.
Setelah berbasa basi dan ngobrol sejenak maka langsung kami tancap gas ke arah Pal Tuding, destinasi terakhir yang bisa di tempuh kendaraan, sekaligus tempat parkir pengunjung yang akan naik ke gunung Ijen.
|
Ini rembulan malam apa mentari pagi ya.... |
Sekitar jam 04 pagi kami tiba di Pal Tuding, suasananya jauh seperti yang saya perkirakan semula, yakni sepi dan leluasa, tetapi ternyata sangat ramai,mau parkirpun agak susah, hingga akhirnya dapat agak jauh di pinggir, rupanya hari itu banyak sekali pengunjung yang menginap di Pal Tuding dan ingin menikmati si api biru, walaupun gelap gulita ( listrik disana hanya hidup sampai jam 11 malam saja ) suasana begitu ramai dan riang gembira karena banyak teman seperjalanan.
|
Lebih dekat lagi....ternyata rembulan mengiringi perjalanan kami... |
Persiapan pun dimulai, dari jaket, penutup kepala,kaos tangan, masker, kaos kaki tebal dan tak lupa air minum yang cukup, semua itu membuat heboh istri,anak-anak dan juga teman teman lainnya, mereka semangat banget walaupun udara sangat dingin sekali. Suasana tambah heboh ketika para wanita ini pingin buang air kecil, alhasil suasana yang gelap gulita menjadi tirai alami dan di belakang mobil maka hajat itu bisa terlampiaskan sedangkan kami para laki-laki mengamankan situasi di depan mobil..:-)
Akhirnya dengan lampu senter yang saling berkilatan seakan sahut menyahut perjalanan nenanjak pun di mulai, jalan yang lebar berpasir cepat sekali membuat lelah, tak terhitung berapa kali harus berhenti, namun karena di perjalanan suasananya ramai maka rasanya nyaris seperti jalan sehat di malam gelap gulita..hehe.. inilah yang membuat suasana begitu nyantai, ceria dan happy, capek pun tak begitu terasa...kami pun saling salip menyalip, selonjor, duduk hingga tengkurap di tengah jalan pun dilakukan, terutama oleh teman kami yang badannya tak begitu ramping alias over weight hehe....seru pokoknya.
|
Istirahat Sejenak Di Pos Penambang Belerang |
Separuh perjalanan terlampaui ketika kami sampai di pos para penambang belerang, kami semua agak lama beristirahat, juga para rombongan yang lain, disana bisa beli minuman dan makanan, ada teh panas, cokelat panas,juga mie instan, pos ini cukup luas, ada tiga bangunan di sana,sebetulnya lebih mirip warung daripada sebuah pos.
Setelah cukup beristirahat maka perjalanan kami lanjutkan,dan di etape dua ini tanjakan sudah tak setinggi etape pertama, jadi relatif lebih ringan.
|
Ramainya Suasana Lebaran Di Atas Gunung Ijen |
Dan akhirnya sekitar jam 6 pagi tibalah di bibir jurang kawah Ijen, disambut angin kencang yang tak mau berhenti,udara menjadi tambah dingin serasa menusuk tulang,tetapi sepagi itupun disana telah banyak para penambang yang telah dalam perjalan pulang dengan memikul keranjang berisi bongkahan belerang. Ada pula wisatawan yang rupanya sejak malam sudah berada disana untuk melihat si api biru yang terkenal itu.
|
Vegetasi Yang Tumbuh Di Bekas Kebakaran Hutan |
Rupanya kami tidak bisa berlama-lama disana, hanya satu setengah jam saja, sungguh rasanya tidak sebanding dengan lama perjalanan menuju kesana, karena angin bertiup begitu kencang membuat suasana kurang begitu nyaman untuk menikmati pemandangan, kecuali harus berlindung dibalik perdu atau di balik bongkahan batu. Maka setelah puas berfoto ria maka kamipun bergegas turun.
|
Akhirnya Sampai Juga |
Walaupun hanya sebentar di sana dan tidak sempat melihat blue fire,tetapi kami puas bisa menapakkan kaki di atas gunung Ijen bersama keluarga, karena sebelumnya istri saya sempat diliputi keraguan, kuatkah berjalan sampai tujuan, mengingat selama ini jarang sekali berjalan jauh serta baru kali ini naik gunung, tetapi akhirnya semua itu dapat terlewati dengan sukses dan tentunya ingin melakukan perjalanan lagi yang lebih seru di lain tempat dan di lain kesempatan.
|
We Will Come Back |
Pengeeeeennnnnn.......
BalasHapusAyo bareng bareng kesana..
BalasHapus