Senin, 29 Februari 2016

GMT 1983 Moment Paling Menakutkan Saat Itu


Menjelang Pagi Di Lereng Ijen (Koleksi Pribadi)
Gerhana matahari Total 11 Juni 1983

Menjelang hari itu datang betapa kami sekeluarga cemas khawatir dan takut. Di sekolah, di radio, di televisi, dimana mana disiarkan agar jangan sampai menatap matahari secara langsung saat gerhana tiba,atau resiko ditanggung sendiri.  bahkan Ayahandapun waktu itu pun   mewanti wanti pokoknya pas gerhana nanti semua harus ada di dalam rumah, pintu dan jendela semua ditutup tidak ada yang boleh diluar rumah. Usulan saya untuk menyaksikan moment itu melalui pantulan air di baskom pun ditolak mentah mentah oleh Beliau.

Begitulah suasana umum di kampung  tiga puluh tiga tahun silam,saat  gerhana matahari total melintasi Indonesia, khusunya sebagian besar pulau jawa.

www.citizen6.liputan6.com
Sebetulnya ada rasa penasaran waktu itu kenapa peristiwa  itu begitu ditakuti, beberapa hari sebelum peristiwa itu diam diam saya mulai menyiapkan negatif film  rusak yang warnanya ke hitam hitaman, saya  ujicoba satu per satu mulai satu lembar hingga  tiga lembar untuk saya coba melihat matahari, hasilnya membuat saya senang karena dengan memakai roll film bekas rangkap tiga ternyata bisa dengan jelas melihat matahari tanpa silau, nah ini pasti aman untuk melihat GMT...pikir saya waktu itu, walaupun sebenarnya masih ragu dan khawatir..bahkan sangat takut sebetulnya.


Sehari sebelum gerhana rupanya ayahanda tahu kerjaan saya, alhasil alat yang sudah saya siapkan pun nggak boleh lagi dipakai, tentu saja sambil diperingatkan  resiko kebutaan jika nekad melihat juga...yaah kalau sudah begitu mana berani membantah.

www.news.detik.com

Hingga hari itu tiba, 11 Juni 1983, sejak pagi rasanya sudah nggak sabar sekaligus gemetar menunggu apa yang bakal terjadi. Hingga kira-kira menjelang pukul 09.00 pintu dan jendela sudah mulai ditutup rapat, nggak ada lagi harapan untuk menyaksikan peristiwa langka itu, dan sayapun hanya bisa diam saja di dalam rumah, harap harap cemas semoga nggak terjadi peristiwa aneh -aneh di luar rumah,jangan jangan pas gerhana terjadi akan membawa pengaruh terhadap alam misalnya gunung semeru yang dekat dengan tempat tinggal saya itu tiba tiba meletus...hehe...aneh ya..tapi itulah kecemasan anak kecil seperti  saya  waktu itu.

Dengan di tutupnya pintu dan jendela maka kondisi di dalam rumah saya waktu itu menjadi gelap, namun saya perhatikan ada sinar matahari menyelinap di sela sela genting yang waktu itu memang sebagian belum di pasang plafon.sinar itu jatuh dilantai membentuk cahaya bulat, persis seperti kalau kita mengarahkan sorot lampu senter ke lantai, saya  berpikir nanti kalau pas gerhana datang maka sinar itu pasti perlahan meredup,hilang dan menjadi gelap. Dan benar saja  tiba tiba saya lihat sinar yang jatuh ke lantai yang semula bulat itu perlahan tertutup sedikit demi sedikit ,suasana mulai meredup seperti sore hari dan semakin meredup hingga akhirnya gelap seperti malam hari ..kejadian seperti ini tak berlangsung lama,hanya lima menit sebelas detik, hingga kemudian perlahan  mulai terlihat kembali sinar seperti bulan sabit di lantai...semakin  membesar,membesar dan penuh  kembali  seperti sebelum gerhana.


www.tribunnews.com

Saya waktu itu memang tidak bisa menyaksikan fenomena ini secara langsung dengan roll film bekas yang telah saya persiapkan tetapi hal yang tak sengaja itu justru menjadi penawar rasa penasaran saya untuk bisa menikmati peristiwa itu.

Kini situasi seperti itu sudah tidak ada lagi, dengan informasi yang lebih jelas dan terbuka,disertai arahan yang benar dari pemerintah dan para ahli, hal-hal lucu dan konyol seperti yang pernah saya alami dulu semoga tidak terulang kembali.

Pada peristiwa spesial 9 Maret 2016 nantipun saya tidak ingin menyia nyiakan kesempatan ini, berharap bisa menyaksikannya secara langsung, tentu saja tidak lagi di kampung saya di lereng semeru selatan karena memang tidak termasuk  lintasan gerhana matahari total, yang paling penting selalu bersyukur masih di beri kesempatan kedua kalinya menyaksikan peristiwa langka ini.

Rasanya tertawa geli mengenang GMT 1983 seolah menjadi peristiwa yang paling menakutkan, sekaligus kecewa nggak bisa menjadi saksi secara langsung untuk melihat peristiwa itu.

www.antaranews.com
Tapi akhirnya saya maklum juga, pemerintah waktu itu bermaksud baik terhadap warganya, yakni agar tidak terjadi akibat buruk bagi kesehatan mata warganya, mungkin hanya masalah komunikasi saja yang kurang pas saat itu dari pemerintah, ya sudahlah...yang penting kini saatnya kita manfaatkan peristiwa ini semaksimal mungkin, mumpung masih di beri kesempatan.

Siapkan Anda menyaksikan peristiwa langka ini? jangan sampai ketinggalan....









Tidak ada komentar:

Posting Komentar