Menjelang Pagi Di Lereng Ijen (Koleksi Pribadi) |
Menjelang hari itu datang betapa kami sekeluarga cemas khawatir dan takut. Di sekolah, di radio, di televisi, dimana mana disiarkan agar jangan sampai menatap matahari secara langsung saat gerhana tiba,atau resiko ditanggung sendiri. bahkan Ayahandapun waktu itu pun mewanti wanti pokoknya pas gerhana nanti semua harus ada di dalam rumah, pintu dan jendela semua ditutup tidak ada yang boleh diluar rumah. Usulan saya untuk menyaksikan moment itu melalui pantulan air di baskom pun ditolak mentah mentah oleh Beliau.
Begitulah suasana umum di kampung tiga puluh tiga tahun silam,saat gerhana matahari total melintasi Indonesia, khusunya sebagian besar pulau jawa.
www.citizen6.liputan6.com |
Sehari sebelum gerhana rupanya ayahanda tahu kerjaan saya, alhasil alat yang sudah saya siapkan pun nggak boleh lagi dipakai, tentu saja sambil diperingatkan resiko kebutaan jika nekad melihat juga...yaah kalau sudah begitu mana berani membantah.
www.news.detik.com |
Hingga hari itu tiba, 11 Juni 1983, sejak pagi rasanya sudah nggak sabar sekaligus gemetar menunggu apa yang bakal terjadi. Hingga kira-kira menjelang pukul 09.00 pintu dan jendela sudah mulai ditutup rapat, nggak ada lagi harapan untuk menyaksikan peristiwa langka itu, dan sayapun hanya bisa diam saja di dalam rumah, harap harap cemas semoga nggak terjadi peristiwa aneh -aneh di luar rumah,jangan jangan pas gerhana terjadi akan membawa pengaruh terhadap alam misalnya gunung semeru yang dekat dengan tempat tinggal saya itu tiba tiba meletus...hehe...aneh ya..tapi itulah kecemasan anak kecil seperti saya waktu itu.
www.tribunnews.com |
Saya waktu itu memang tidak bisa menyaksikan fenomena ini secara langsung dengan roll film bekas yang telah saya persiapkan tetapi hal yang tak sengaja itu justru menjadi penawar rasa penasaran saya untuk bisa menikmati peristiwa itu.
Kini situasi seperti itu sudah tidak ada lagi, dengan informasi yang lebih jelas dan terbuka,disertai arahan yang benar dari pemerintah dan para ahli, hal-hal lucu dan konyol seperti yang pernah saya alami dulu semoga tidak terulang kembali.
Pada peristiwa spesial 9 Maret 2016 nantipun saya tidak ingin menyia nyiakan kesempatan ini, berharap bisa menyaksikannya secara langsung, tentu saja tidak lagi di kampung saya di lereng semeru selatan karena memang tidak termasuk lintasan gerhana matahari total, yang paling penting selalu bersyukur masih di beri kesempatan kedua kalinya menyaksikan peristiwa langka ini.
Rasanya tertawa geli mengenang GMT 1983 seolah menjadi peristiwa yang paling menakutkan, sekaligus kecewa nggak bisa menjadi saksi secara langsung untuk melihat peristiwa itu.
www.antaranews.com |
Siapkan Anda menyaksikan peristiwa langka ini? jangan sampai ketinggalan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar