Bedugul,Kintamani,Tirtha Empul,Tanah Lot
Pura Ulundanu dan Danau Bedugul, semua orang pasti tahu tempat indah ini,lukisan dan foto sebuah Pura di pinggir danau Bedugul telah banyak menghiasi media di tanah air bahkan dunia,karena memang keindahannya yang luar biasa.
Setelah posting saya tentang keindahan sisi timur pulau
Bali, kali ini saya coba explore kawasan yang sudah biasa menjadi langganan
para wisatawan, ada sisi menarik yang
tidak biasa saya jumpai dari kunjungan
saya sebelumnya ke tempat ini. Saya yakin untuk menikmati keindahan negeri para dewata ini tak akan pernah selesai, akan selalu ada keindahan dan hal baru untuk kita nikmati.
Danau Bedugul
Pura Ulundanu dan Danau Bedugul, semua orang pasti tahu tempat indah ini,lukisan dan foto sebuah Pura di pinggir danau Bedugul telah banyak menghiasi media di tanah air bahkan dunia,karena memang keindahannya yang luar biasa.
Pura Ulundanu dari sisi utara |
Tempat ini merupakan tujuan pertama dari serangkaian yang kami rencanakan dalam
perjalanan hari ini,sebelum menuju
Kintamani,Tirtha Empul dan Tanah Lot.
Sebenarnya ini kali ketiga saya ke tempat ini,tetapi kali inilah yang paling dapat saya nikmati,karena suasana
yang lebih nyaman,terlebih sengaja kami pilih pagi hari tiba disana,yakni jam
enam pagi, ya..jam enam pagi saya bersama keluarga sudah tiba di Danau
Bedugul,bahkan loketpun masih belum dibuka.
Pagi itu danau masih berkabut,matahari masih enggan
menampakkan kehangatannya,tetapi suasana ini justru menambah indahnya suasana,
apalagi pagi itu belum ada satupun wisatawan yang datang,sehingga suasana masih
hening, segar,dan indah yang tak dapat lagi dilukiskan dengan kata kata.
Saya duduk dan termenung sejenak di pinggir danau, betapa
tanah air kita ini penuh dengan karunia berupa keindahan dan budaya yang luar biasa.
Bedugul di Pagi Yang Indah |
Hal ini nampak sekitar
pukul tujuh ada beberapa orang perempuan dengan busana kebaya khas Bali plus bunga kamboja terselip di telinga,membawa
sesajen untuk diletakkan di Pura dan beberapa tempat lain di sekitar
danau,tentu hal ini menambah suasana
menjadi lebih indah di pagi hari itu.
Cukup lama kami menikmati keindahan di pagi hari itu,hingga
satu per satu wisatawan mulai berdatangan sehingga suasana mulai ramai seiring
menghangatnya sinar mentari,dan kamipun mulai berkemas untuk melanjutkan
perjalanan menuju Bukit Kintamani.
Jalan Pintas Menuju Kintamani
Dari Bedugul menuju Kintamani sengaja kami tidak lewat jalur
biasanya, karena harus memutar cukup jauh. Jalur yang kami lewati kali ini
adalah jalan kecil beraspal dengan lebar tak lebih dari tiga meter, ditambah
kondisi jalur yang berbelok belok dan naik turun yang cukup
curam,sehingga hanya kendaraan kecil saja yang bisa melewati jalur tersebut.
Jembatan Tukad Bangkung |
Menemukan jalur pintas tersebut cukup mudah,kalau dari arah
Tabanan maka jalur tersebut berada kira kira sepuluh kilometer sebelum Pura
Ulundanu di Bedugul,ada papan petunjuk kecil ke arah Kintamani tepat di
persimpangan jalan kecil dan menurun, disitulah arah menuju Kintamani dimulai.
Di sepanjang jalan pintas itu kita akan menikmati pemandangan
alam yang indah,di awal perjalanan kita menikmati sawah terassering yang menghijau
di kiri kanan jalan yang naik turun, kemudian setelah tiba diatas sebuah bukit
maka berganti pemandangan kebun kopi,dan
kita berjalan tepat di tengah tengah kebun kopi tersebut,hingga akhirnya tiba
di sebuah jalan yang mulai lebar dan mulus.
Sempat kami melewati sebuah desa khas pedalaman Bali,sayang
nama desa tersebut tidak kami ketahui,yang jelas desa tersebut dikelilingi
pagar tembok bata merah khas Bali,dan sepertinya ada persiapan kegiatan upacara para penghuni di dalamnya.
Di perjalanan tersebut kami juga sempat berhenti sejenak di
pinggir sebuah jembatan yang belakangan kami tahu dari beberapa teman di Bali
merupakan jembatan tertinggi di Asia Tenggara, nama jembatan itu adalah
Jembatan Tukad Bangkung. Dan jauh di bawah jembatan itu ternyata digunakan
untuk arung jeram, tepatnya di sungai Bangkung.
Ngeri juga rasanya melintas di atas jembatan yang begitu
tinggi,tetapi perjalanan tetap harus kami lanjutkan hingga akhirnya sampailah
kami di sebuah pertigaan di tengah hutan,ke kiri menuju singaraja dan ke kanan
menuju Kintamani,artinya Kintamani sudah semakin dekat.
View Gunung Batur dari Bukit Kintamani |
Benar juga,beberapa menit lagi akhirnya kami sampai juga di
Bukit Kintamani dari arah atas,segera kami parkir kendaraan dan keluar
menikmati sejuk lembut angin di bukit Kintamani. Terlihat dari jauh Gunung
Batur yang menjulang indah dengan di kelilingi Danau Batur di bawahnya,disana
ada Desa Trunyan yang terkenal dengan tradisi pemakamannya, sayangnya perlu
alokasi waktu tersendiri jika ingin menuju desa tersebut,dan hari ini kami
harus merelakan diri tak bisa mengunjungi Desa Trunyan. Someday I must visit the Village..
Tirtha Empul
Hari sudah menjelang siang ketika kami tiba di sebuah
pemandian Tirtha Empul,yang letaknya tepat di bawah Istana Kepresidenan Tampak
Siring.
Seorang Turis Tertegun Menyaksikan Upacara |
Hari itu di Tirtha Empul kebetulan sedang ada acara upacara,
sehingga pengunjung sangat banyak,dan kebanyakan adalah masyarakat Bali yang akan
melaksanakan ritual.
Tentu menemukan
moment seperti ini tak akan kami lewatkan,kami pun ikut masuk menuju pemandian
dan mendapatkan sebuah ritual yang cukup menarik, yakni mandi besama di sebuah
kolam dengan beberapa pancuran. Ritual ini merupakan perlambang untuk
mensucikan diri, bahkan dengan mandi di
kolam ini dipercaya dapat menghilangkan penyakit.
Saya hanya termenung di pinggir kolam,menyaksikan bagaimana
masyarakat Bali menjalankan ritualnya di tempat ini,sekaligus teringat bahwa
masyarakat Bali dahulu adalah berasal dari Jawa,dan jika mau mengetahui hidup
dan kehidupan masyarakat jawa di jaman Hindu maka dapat melihat hidup dan
kehidupan masyarakat Bali saat ini, terutama dari segi ritual keagamaannya.
Akirnya siang hari semakin panas, kami putuskan untuk menuju
Kuta,untuk istirahat sejenak di sebuah Hotel yang sudah kami booking
sebelumnya,karena sore hari kami rencanakan menikmati sunset di Tanah Lot.
Tanah Lot
Semula kami ragu apakah bisa sampai di tanah lot menikmati
sunset, karena sore hari itu kawasan kuta sangat padat, lalu lintas merayap
pelan melewati kawasan pantai kuta,tetapi kami terus saja maju (emang nggak mungkin balik kok...hehe..) ,hingga akhirnya keluar juga dari keruwetan lalu lintas,tepatnya
di kawasan Seminyak. Dan perjalanan pun kami teruskan menuju arah barat,yang sebetulnya saya tidak tahu persis arah jalan, nekad saja pokoknya , dan inilah enaknya, di Bali itu banyak arah petunjuk jalan, sehingga kemanapun kita
menuju,jarang sekali tersesat jika kita mau memperhatikan rambu petunjuk.
Sunset Di Tanah Lot |
Setelah mengikuti banyak rambu lalu lintas menuju Tanah
Lot,akhirnya sampai juga kami disana,keinginan menikmati sunset yang
menakjubkan di Tanah Lot akhirnya
kesampaian juga, kami tidak terlambat tetapi juga tak terlalu cepat,sehingga
moment sunset yang kami buru pas dengan kedatangan kami.
Di pinggir pantai banyak sekali wisatawan yang mempunyai
tujuan sama dengan kami,s menikmati sunset yang begitu keren.
Setelah puas menikmati sunset, kami pun balik ke hotel melewati jalur yang sama dengan keberangkatannya tadi tetapi lewat tengah kota Denpasar.
Dan perjalanan hari itu kami akhiri dengan belanja di Toko Oleh Oleh
Kresna di Jalan Nusa Indah Denpasar. Akhirnya kami istirahat,esok kami akan menikmati
sunrise di pantai sanur,bermain main di Benoa,GWK dan tentu saja sore hari ke Jimbaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar